Sabtu, 08 November 2008

Adat - Istiadat Melayu Sintang

I. Adat Perkawinan Melayu Sintang
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada kami untuk menyusun dan menulis serta mengangkat dan mengingat kembali adat budaya kita yang hampir dilupakan akhir – akhir ini.
Diantara peribahasa yang kerap digunakan dalam masyarakat yang berkaitan dengan adat, mati dikandung tanah “ yang membawa arti bahwa setiap orang harus mentaati adat selama ia hidup dan jangan pula melupakan bahwa ia akan mati. Adat perlu diamalkan dikalangan warga masyarakat karena ia merupakan teras kepada semangat patriotisme.
Kebanyakan orang juga melihat adat itu sebagai adat resam, kebiasaan atau kelaziman. Adat resam adalah amalan yang diwarisi dan diteruskan dari satu generasi ke generasi yang lain dan telah dianggap sebagai jiwa raga masyarakat setempat. Jelasnya, adat resam juga adalah satu aspek kehidupan atau kebudayaan sesuatu masyarakat.
MENYUNSET (buka suara)
pihak laki-laki tersebut memberi utusan / perwalian datang ke rumah pihak perempuan untuk menanyakan kepada orang tua perempuan yang dimaksud, apakah anak gadisnya yang bernama si A, itu sudah mempunyai ikatan kepada laki – laki lain atau belum.
MEMINANG (Melamar)
Dalam melaksanakan acara meminang ini, dari pihak keluarga laki-laki tersebut mengirimkan utusan / perwalian datang ke rumah pihak keluarga perempuan untuk membawa barang - barang hantaran berupa tanda ikatan pertunangan.
MENSURONG ( Hantaran Barang-barang )
Mensurong adalah hantaran barang – barang. Barang-barang ini adalah merupakan bantuan serta perlengkapan untuk calon mempelai perempuan dari pihak calon mempelai laki – laki dengan maksud untuk persiapan menghadapai hari resepsi pernikahan, barang-barang tersebut berupa adalah :Uang Adat, Uang Hantaran, Tempayan Kapat, Dinding Padong, Pesalin Orang tua ( Perempuan ), Langkah Batang, Perlengkapan barang – barang kelontong, Betangga’ Purih, dan Air Serbat.
AKAD NIKAH ( IJAB KABUL )
Untuk acara perlengkapan akad nikahnya memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
Satu helai tikar bersegi empat yang dilapisi kain warna kuning serta yang keempat sudut–sudutnya diberikan hiasan sulaman (Sulam Betekad). Piring nasi ketan ( pulut ) yang diberi warna kuning dan ditaburi dengan inti ( nyiur yang sudah diparut dan diwarnai / dicampur dengan gula merah ) dan dihiasai dengan telur yang dinamakan nasi adab. Seperangkat tempat sirih dan tempat ludah. Tempat air minum.
BETANGAS
Adapun acara yang dinamakan betangas ini adalah suatu acara yang patut juga dilaksanakan oleh kedua mempelai tersebut ditempat masing-masing,untuk menghilangkan bau keringat yang melekat di badan dan juga untuk mengurangi keluarnya keringat diwaktu duduk di pelaminan,
SENGKELAN RUANG
Sebelum acara sengkelan ruang dilaksanakan, maka terlebih dahulu kedua calon mempelai melaksanakan acara adat mandi berias, adat mandi berias ini dilaksanakan sebelum matahari naik ( antara pukul 08.00 s/d 09.00 wiba ). Perlengkapan acara dimaksud berupa : Air Tepung Tawar, Daun Sabang Api, Daun Mali – mali, Daun Petabar, Kain warna kuning, dan Pisau cukur.
BERPACAR ( ber-inai )
Acara ini dilaksanakan pada malam hari, karena ke – esokan harinya akan melaksanakan arak-arakan (hari mengantar mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan). Pelaksanaan acara berpacar / ber-inai ini dilakukan oleh kedua mempelai di rumahnya masing-masing.
SELAMATAN ( Hari Resepsi)
Yang dimaksud dengan selamatan adalah merupakan hari resepsi perkawinan, yaitu mengantar mempelai laki-laki dari rumah kediamannya menuju kerumah kediaman mempelai perempuan.
Penganten laki-laki didampingi oleh sesepuh serta diikuti sanak famili. Sesampai didepan pintu rumah penganten perempuan disambut dengan adat ATAN PAGAR yang dihadang oleh orang yang tidak dikenal dengan membawa bakul.
NOPEN
NOPEN adalah merupakan kesenian tradisional jepin atau belangkah yang menggunakan topeng, yang selalu diadakan pada acara pesta pernikahan dan berlangsung pada malam hari. Jepin biasa dilaksanakan dengan acara khusus tanpa berlindung atau memakai topeng.
MANDI - MANDI
Sebelum acara mandi berias dilaksanakan, maka pada malam kedua setelah resepsi pernikahan diadakanlah acara menunggu (bedamah) air setaman, yang menurut adat sekurang-kurang nya pada waktu menunggu air setaman tersebut satu sampai tiga malam. Adapun air setaman ini dibawa ke ruangan tengah dihadapan pelaminan pengantin, dan disediakan tiga sampai tujuh buah Pasu’ atau tempayan kecil yang telah diisi dengan air dan beraneka warna bunga – bunga serta diberi wangi – wangian dan di sekeliling Pasu’ atau tempayan dihiasi dengan janur (daun kelapa muda) dengan berbagai bentuk seolah – olah ruangan rumah tersebut seperti sebuah taman pemandian.Serta diadakan hiburan seperti Al-Barjanji, Hadrah, Japin dan besyair, untuk menunggu air tersebut dan itulah yang dinamakan “ Bedamah Air “ atau menunggu air kembang setaman.
B E N A E T
Benaet adalah acara sujud ke rumah mertua ( orang tua mempelai laki – laki ), dirumah orang tua mempelai laki – laki tersebut ada acara yang dinamakan “ CELOK GATANG “ adapun acara ini oleh orang tua mempelai laki-laki disediakan di tengah ruangan satu buah gatang ( Tempayan Tempat Beras ) dan satu buah gatang ( Tempayan Tempat Garam ), kemudian yang pertama mempelai perempuan disuruh mencelo (mengambil) barang – barang yang ada didalam tempayan beras tersebut, karena didalamnya selain beras juga disediakan barang – barang berupa perhiasan seperti gelang, cincin ataupun kalung, ini merupakan buah kasih sayang mertua kepada menantunya.

II. Adat Sengkelan Kandung (Kehamilan)

III. Adat Nurun Anak ke Ae

IV. Adat Besunat (Khitanan)



Tidak ada komentar: